Siapa yang bisa menjawab pertanyaan berikut ini :
“Adakah orang di seluruh dunia ini yang tidak luput dari masalah?”
Saya yakin 99,9% pasti menjawab semua orang pasti punya masalah dan 0,1% nya menjawab hanya anak kecil yang tidak punya masalah J.
Menurut Wikipedia Masalah (bahasa Inggris: problem) merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. [1] Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan. [2] Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang ia inginkan.
Setiap orang memiliki tingkat permasalahan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, ada yang memiliki permasalahan sangat berat, ada yang memiliki permasalahan ringan dan ada juga yang memiliki permasalahan sedang. Ada yang memandang suatu masalah sebagai sesuatu yang biasa, ada juga yang memandang suatu masalah sebagai suatu ancaman, dan ada pula yang memandang suatu masalah sebagai sesuatu yang serius yang harus diselesaikan.
Tetapi yang hendak saya garis bawahi disini adalah suatu “sudut pandang” dalam melihat dan menelaah suatu masalah. Mengapa saya katakan bahwa melihat setiap permasalahan itu tergantung dari suatu sudut pandang(point of view)?karena cara setiap orang memandang permasalahan itu sifatnya cenderung subjektif dimana hanya orang yang mengalami permasalahan tersebutlah yang paling mengetahui detail secara rinci dari apa yang sedang/sudah pernah dia hadapi dan lewati dari setiap permasalahan yang menerpa hidupnya.
Dikarenakan pola budaya negara kita yang sifatnya majemuk dan memiliki suatu asas gotong royong dan kerjasama yang kuat ada kalanya ketika tanpa disengaja ataupun disengaja permasalahan kita terekspos keluar dari area pribadi kita beberapa orang akan datang untuk memberikan support, dorongan, nasihat, kata-kata petuah, dan mungkin juga ucapan syukur atau bahkan cacian dan makian.
Tentunya sebagai manusia yang sosial kita pasti bersyukur untuk beberapa orang-orang yang masih peduli tersebut, namun yang menjadi permasalahan adalah ketika orang-orang yang peduli tersebut berpikir mengenai permasalahan kita secara subjektif menurut pemikirannya tanpa tahu lebih dalam seperti apa dan bagaimana bentuk dan rupanya.
Pada umumnya orang-orang tersebut seolah-olah jauh lebih mengetahui akar permasalahan dibandingkan diri kita pribadi yang sedang mengalami masalah tersebut dan sibuk bicara mengenai petuah dan kata-kata bijak “tanpa mau mendengar”, sehingga secara tidak langsung setiap nasihat, kata bijak dan petuah yang diberikannya seperti suara ember kosong nyaring yang hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
Kesimpulan dari tulisan singkat ini adalah kadang kita berpikir bahwa setiap nasihat atau saran yang kita berikan ketika seseorang itu dilanda masalah merupakan suatu nasihat/saran yang terbaik, tapi harus diingat juga bahwa “kita bukan aktor yang sedang menjalani/melewati masalah tersebut” sehingga mungkin ungkapan sederhana yang mengungkapkan simpati jauh lebih bijak dibandingkan dengan nasihat yang sifatnya menggurui tanpa mengetahui duduk permasalahannya seperti apa.

